Beberapa waktu lalu saya berkumpul dengan tigapuluhan
orang muda katolik utusan paroki-paroki se Kevikepan Bangka Belitung. Mereka
berusia antara duapuluh sampai awal tigapuluhan tahun, ada dua yang sudah lebih
tua dari itu. Tajuk acaranya pelatihan untuk para pendamping/calon pendamping
Orang Muda Katolik. Materi pelatihannya biasa: mempersiapkan dan merancang
rencana strategis lengkap dengan alat bantu analisisnya.
Sesi-sesi acara
diawali dengan dinamika kelompok “Mengurai Benang Kusut” : belasan
peserta diminta memegang ujung tali yang sudah disimpul sedemikian rupa. Mereka
diminta mengurainya, keluar dari belitan. Tak ada batas waktu. Mereka buth
waktu cukup lama – hampir setengah jam – sebelum bisa mengurai tali kusut
tersebut. Ketika diminta kesan-kesan atas permainan ini, ada peserta yang
mengungkapkan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengurai terjadi karena
mereka hanya focus pada ujung tali yang ada di tangannya. Ada juga yang
mengungkapkan seandainya mereka lebih sabar pada awal proses – untuk sejenak
melihat di mana titik simpulnya – mungkin mereka bisa menyelesaikan permainan
lebih cepat. Pesan dari permainan ini adalah setiap kita akan menghadapi
masalah. Berat ringan, besar kecilnya bisa berbeda. Ada yang bisa diatasi
sendiri. Ada yang harus diselesaikan bersama dengan bantuan orang lain. Selain
itu, ketika menghadapi masalah kita diingatkan untuk tenang : sedikit mengambil
jarak, focus mencari jalan keluar dan menemukan ‘simpul’, penyebab utama
keruwetan. Dan demikianlah proses pelatihan ini berjalan dalam dinamika
interaksi yang menarik.
Oh ya tentang judul, hampir lupa. Para peserta pada bagian
akhir – sebelum pulang ke tempat asal masing-masing – mengungkapkan tekad
setelah bergumul dengan proses rencana strategis dan ansos. Ketika sesi inilah ungkapan-ungkapan
ini muncul. OMK Bunda Maria Pelindung Para Pelaut – Muntok memaparkan tugas
pertama mereka adalah “ mengembalikan rasa yang dulu pernah ada”.
Bernadeth muncul dengan Tanya “Mau dibawa ke mana hubungan kita?”, Yang
lain tahapannya “Kucoba Bertahan Walau Kadang Sakit”. Syukurlah tak ada yang
menyerah “Jatuh dan tak Dapat Bangkit Lagi” atau merintih “Terpurukku
di sini”…
Maju Terus, Tuhan Memberkati Anda