Dalam percakapan tentang sepakbola pasca 2000-an kita mengenal terminologi "Area Pirlo". Istilah ini merujuk ke posisi yang dimainkan Andrea Pirlo terutama sejak ia merumput bersama AC Milan. Pirlo - di tim nasional Italia dan klub - bermain sebagai gelandang. Namun Pirlo bukanlah tipe gelandang pengatur serangan (play maker) yang memadukan kecepatan dan visi bermain. Sebagai play maker ia cenderung lambat. AC Milan punya play maker yang cepat, seperti Boban, Kaka atau Rui Costa. Namun demikian Pirlo memiliki kelebihan lain. Ia piawai mengatur tempo, memiliki umpan wilayah dengan presisi mengagumkan dan jago dalam eksekusi bola mati, baik tendangan dua belas pas maupun tendangan bebas dari luar kotak penalti. Tendangan Penalti a la panenka ke gawang Perancis di final Piala Dunia 2006 menjadi salah satu tendangan penalti terbaik yang pernah ada.
Dengan talenta ciamik seperti itu, Pirlo kemudian diberi posisi unik : deeplying play maker, pengatur serangan yang bermain lebih dalam dekat area pertahanan sendiri. Posisinya jauh berada di belakang penyerang atau striker. Dia berada di posisi yang biasa ditempati oleh seorang gelandang bertahan konvensional. Ia nyaris berada dekat bek tengah. Namun semua orang mengakui itulah posisi terbaik Pirlo dan mungkin hanya dia yang bisa bermain di posisi itu secara sempurna. Dari sepertiga wilayah lapangan ia bisa menjadi pengatur serangan dan mengirim umpan-umpan yang memanjakan para penyerang dan mematikan pemain bertahan lawan. Sepertiga lapangan itulah yang dikenal sebagai "Area Pirlo", daerah dan wilayah kekuasaan Pirlo. Pirlo memperlihatkan sepakbola yang indah dan menarik.
Bersama AC Milan saja, yang dibelanya dari 2001 - 2011, ia telah memenangkan dua gelar Liga Champions (2003 dan 2007), dua Piala Super Eropa (2003 dan 2007), dua titel Serie A (2004 dan 2011), satu Piala Dunia Antarklub FIFA (2007), dan Coppa Italia (2003).
Selain AC Milan, Pirlo tercatat pernah memperkuat Brescia, Reginna, Inter Milan dan Juventus di Serie A dan mengakiri karirnya di New York City FC.
Berada di lapangan sebagai pemain dan berdiri di pinggir lapangan sebagai pelatih tentulah berbeda. Kini Pirlo dipercaya menukangi Juara Serie A sembilan kali berturut-turut: Juventus. Banyak yang meragukan kemampuannya sebagai pelatih mengingat pengalamannya minim. Bahkan sertifikat sebagai pelatih pun secara resmi baru akan diperoleh Oktober mendatang. Kompetisi serie A 2020/2021 akan menjadi ajang pembuktian apakah dia memang layak diperhitungkan, seperti pelatih-pelatih yang sebelumnya cemerlang sebagai pemain: Carlos Alberto di Brazil, Franz Beckenbauer di Jerman, Didier Deschamps di Perancis pada level tim nasional. Atau Zidane bersama Real Madrid Guardiola bersama Barcelona dan Diego Simeone di Athletico Madrid. Sekarang "Area Pirlo" berada di ruang ganti dan kotak putih dekat bench pemain cadangan di pinggir lapangan. Akankah bertuah? Kita tunggu..
@Semabung, 12.08.2020
mari gabung bersama kami di Aj0QQ*co
BalasHapusBONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup.