Jumat, 29 Juni 2018

MASCHERANO

#catatanbola270618

Akhirnya Messi mencetak gol perdananya di Piala Dunia 2018. Bermain dengan pola 4 - 3 - 3, Messi beroperasi lebih banyak di kanan. Di kiri ada di Maria dan Hiquain di tengah. Formasi menyerang ini efektif, meskipun daya jelajah Messi menjadi tidak optimal. Statistik mencatat wilayah jelajahnya hanya sekitar 8 km selama dua babak permainan. Gol juga tercipta hasil umpan diagonal jarak jauh. Gol ini bagaimanapun menjadi 'surat pemulihan nama baik Messi' pasca kegagalan penalti melawan Islandia. Lalu Marcos Rojo. Dialah "messias" yang membawa Argentina keluar dari kegelapan maut dan lolos ke 16 besar. Kesabaran para pemain Argentina menghadapi pemain-pemain belakang Nigeria yang unggul postur dan bermain disiplin berbuah hasil. Tendangan first time Rojo membuat seluruh stadion bergemuruh. Maradona mengusap matanya yang berkaca-kaca. Zanetti di tribun VIP sumringah. Sampaoli yang kegirangan seperti bocah mendapat hadiah dan tentu jutaan pendukung di seluruh dunia yang berharap Finalis PD 2014 ini lolos dari lubang jarum.

Tetapi bukan Messi, bukan Rojo yang menarik perhatian saya. Pemain yang layak mendapat pujian khusus adalah MASCHERANO. Bermain sebagai poros halang (breaker) - posisi yang sama seperti di klubnya Barcelona - Mascherano bertarung gagah berani di sepertiga wilayah lapangan. Argentina saat ini tidak memiliki bek tangguh seperti Roberto Ayala, Walter Samuel atau Zanetti. Bertolak belakang dengan stok pemain depan berlimpah yang mereka punya. Pemain bernomor punggung 14 ini 'mengisi' ruang kosong itu. Dengan darah yang mengucur bercampur keringat Mascherano bertarung gagah. Pelanggarannya di kotak penalti membuat Nigeria menyamakan kedudukan lewat eksekusi Moses. Tapi hasil akhir kita tahu Argentina menang 2 - 1. Kejutan Nigeria berakhir di sini. Duo 'nabi' : Musa dan Mosses tak bisa menghantar Nigeria ke Tanah Terjanji.

Di wajah Mascherano yang berdarah, kita membenarkan kata-kata ini, "siapa menabur dengan bercucuran air mata, keringat dan darah akan menuai dengan sorak sorai".

Sepakbola masih menyimpan banyak kejutan, drama dan air mata. Namun ia juga menyajikan cerita : hasil tak pernah mengkhianati usaha. Dewi Fortuna?? itu juga, selalu jadi bagian dari kisah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

𝐑𝐔𝐌𝐀𝐇 𝐓𝐀𝐍𝐆𝐆𝐀, 𝐁𝐔𝐊𝐀𝐍 𝐑𝐔𝐌𝐀𝐇 𝐃𝐔𝐊𝐀

Bulan Oktober istimewa bagi saya. Papa dan Mama menikah di 21 Oktober, 49 tahun lalu. Dua adik perempuan saya lahir di Oktober. Keduanya jug...